MABES Harus TNI Perketat Izin Membawa dan Menggunakan Senjata Api

redpassion_large

Mabes TNI diminta mensikapi secara serius peristiwa penembakan di Bogor, Jawa Barat yang dilakukan oleh seorang oknum anggota Kostrad terhadap warga sipil, Selasa kemarin (3/11).

"Mabes TNI harus merespon secara serius kasus tersebut," kata anggota Komisi I dari Fraksi PDI Perjuangan, Charles Honoris, beberapa saat lalu (Rabu, 4/11).

Insiden berdarah yang merengut nyawa Japra terjadi pukul 16.30 WIB di Jalan Mayor Oking, persis di depan SPBU Ciriung, Cibinong, Kabupaten Bogor.

‎Menurut keterangan Kepala Penerangan Kodam Siliwangi, Kolonel TNI Robertson, korban yang menggunakan motor Supra B-6108 PGX, menyerempet mobil CRV F 1239 DZ, yang dikendarai pelaku. Setelah itu, korban melarikan diri. YH yang berpangkat Serda kemudian mengejarnya hingga di depan SPBU Ciriung. 

Tak lama kemudian, dia mengeluarkan senjata api jenis FN dan menembak kepala korban. Japra terjatuh dari motornya dan tewas seketika. Korban kemudian dibawa ke RS Sakit Polri Kramat Jati. Sedangkan YH, menurut Robertson diserahkan ke Subdirektorat Polisi Militer. (PM) Cibinong untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Terkait tindakan YH itu, Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen Sabrar Fadhilah mewakili petinggi TNI meminta maaf atas terjadinya peristiwa tersebut.

Politisi muda Charles Honoris menyayangkan aksi main tembak YH hanya karena mobilnya diserempet oleh Japra, sekali pun setelah menyerempet, korban melarikan diri. 

"Menghadapi warga sipil yang bersalah, tak bisa seenaknya saja oknum TNI itu  mencabut nyawa orang," tegas Charles Honoris.

Dia juga melihat dalam kasus itu ada hal yang tidak benar. Charles Honoris mempertanyakan mengapa YH, ketika berada di luar barak kesatuan membawa senjata api. 

"Membawa senjata api keluar dari barak dan menembak mati warga sipil adalah pelanggaran berat. Mabes TNI harus serius menyelidiki kasus penyalahgunaan senjata ini. Apakah praktek membawa senjata api di luar tugas itu sering dilakukan oknum anggota TNI?," tanya Charles Honoris.

Dalam menyelidiki kasus itu, dia meminta PM memanggil atasan YH untuk diminta keterangannya perihal kronologis senjata api dibawa keluar oleh anak buahnya.

Agar aksi main tembak oknum TNI tak terjadi lagi, Charles Honoris menegaskan Mabes TNI perlu memperketat izin oknum TNI membawa dan menggunakan senjata api. Tak hanya itu saja, ke depan perlu diperketat syarat masuk TNI, terutama psikologi dan kejiwaan calon anggota. 

Sebab ‎peristiwa kekerasan oknum TNI  terhadap warga sipil selama ini terjadi  hanya karena persoalan sepele seperti senggolan motor atau karena dalam kondisi mabuk.

"Selain memproses secara hukum pelaku dan memberikan sanksi berat, Mabes TNI harus memperketat penggunaan senpi di lingkungan anggotanya. Apalagi dari hasil survei,  TNI adalah salah satu institusi yang paling dipercaya oleh publik.  Namun, kejadian-kejadian seperti ini mencoreng citra TNI di mata publik," kata Charles Honoris.

Sumber RMol.co