Listrik diputus pasca kebakaran Pinjam genset buat hidupkan mesin absensi

redpassion_large

Aliran listrik di SMP 65 dipadamkan setelah sekolah ini terbakar dua pekan lalu. Pihak sekolah itu mendapatkan pasokan strum dari mesin genset. “Minggu lalu dapat sumbangan 10 juta. Kita belikan genset,” ungkap Pua Maharani, kepala sekolah ini. Uang untuk membeli genset ini sumbangan anggota DPR Charles Honoris.

Sebelumnya, Pua kelimpungan meminjam genset, tanpa listrik mesik absen fingerprint tak bisa menyala. Para guru dan staf sekolah akan dianggap tak masuk kerja jika tak absen di mesin yang terkoneksi dengan dinas Pendidikan ini.

Pua menuturkan sempat keliling mencari pinjaman genset. Usahanya membuahkan hasil. Ia mendapat pinjaman genset dari SMP 137. Genset itu kemudian dikoneksikan ke dua uninterruptible power suply (UPS) kecil untuk komputer dan absensi sidik jari itu. “Bukan UPS yang harganya miliaran ya,” canda Pua.

Genset ini dianggap sudah memadai menghidupkan mesin absen. “Kalau ada yang mau menyumbang, kalau bisa jangan genset,” katanya.

Kebakaran yang terjadi pada 14 April malam, meluluhlantakkan lantai atas sekolah ini. Pua menuturkan, saat itu dia ada di kediamannya di Cempaka Putih. Mendengar kabar sekolah kebakaran dia datang.

Pua mendapat informasi api diduga berasal dari konsleting listrik di ruang aula yang berada di ujung kanan lantai tiga. Api lalu menjalar ke matras untuk olahraga siswa. Lalu berkobar besar hingga  menghanguskan seluruh ruangan di lantai atas.

“Sudah terbakar semua genteng ambruk,” tuturnya.

Delapan ruangan di lantai tiga tidak bisa digunakan. Terdiri dari lima ruang kelas, satu laboratorium bahasa, satu laboratorium komputer dan satu aula.

Setelah kebakaran padam Pua berkoordinasi dengan dinas Pendidikan untuk memindahkan tempat belajar siswa. SD sunter agung 12 dan SMP 116 ditunjuk untuk tempat bejalar sementara siswa SMP 65.

Sumber Berita Harian Rakyat Merdeka (29/04/2015)